Penyelamat 25.000 Usaha Kecil
SEJAK krisis moneter tahun 1997/1998, banyak usaha kecil dan menengah tumbang, gulung tikar. Namun, tidak demikian halnya di Sumatera Barat. Banyak usaha kecil dan menengah yang mampu bertahan, bahkan tumbuh sumbur dan berkembang.
Kalau ditelusuri, di balik tumbuh- kembangnya usaha kecil dan menengah (UKM) di Sumbar ada seseorang yang boleh dikatakan penyelamat karena telah menyediakan diri sebagai penjamin sekaligus pembina UKM. Dengan adanya jaminan itu, baru pihak perbankan bersedia mengucurkan kredit kepada UKM.
Menariknya, yang dijamin dan yang diselamatkan bukan satu-dua orang, melainkan puluhan ribu orang. Banyak yang tak menduga orang tersebut adalah Drs H Zairin Kasim karena ia tidak suka menonjolkan diri.
"Ada sekitar 25.000 pengusaha UKM sejak 20 tahun terakhir hingga sekarang yang saya jamin dan bina. Namun, dampak positif ikutannya jauh lebih besar dari itu. Banyak orang jadi terselamatkan dari berkembang usaha," kata Zairin Kasim di Padang. "Misalkan di Lintau, Kabupaten Tanahdatar, ada seorang binaan yang berkembang pesat dan kini mempunyai 400 karyawan.
"Yang membuat Zairin bangga, ketika krisis moneter (krismon) orang-orang yang ia jamin tak ada yang menunggak utangnya. Usaha mereka lancar, pembayaran utangnya juga. Menurut Zairin, ia bersedia menjadi penjamin setelah membaca masyarakat dengan mata hati. "Dari awal saya sudah yakin usaha yang mereka kelola akan memberi dampak ganda untuk masyarakat, memberi rangsangan kepada masyarakat lain atas usaha-usahanya," tambah Zairin.
Bahkan, usaha Zairin sendiri selama krismon juga berkembang. Tiga kali dia menaikkan gaji, tak pernah menunggak ke bank, serta usahanya bertambah empat gerai lagi.
ZAIRIN menyediakan diri menjadi penjamin kredit tidak hanya di Sumbar, tetapi juga di tempat ia merantaukan usahanya, seperti di Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Utara (Sumut). Dari sekitar 25.000 pengusaha kecil yang ia jamin kreditnya, hanya sekitar 16.000 di antaranya berada di Sumbar. Sisanya tersebar di provinsi tempat ia mengembangkan usaha.
Di kalangan masyarakat Sumbar nama Zairin mencuat ketika ia baru-baru ini mendiversifikasi usaha dengan membuka usaha perhotelan di Pekanbaru, Riau. Selama ini, di balik berbagai usahanya yang sukses, terutama di bidang otomotif (dan juga rumah sakit), Zairin banyak berperan di belakang layar. Dialah arsitek di balik sukses usaha PT Sutan Kasim Ltd dan PT Suka Fajar Ltd. "Saya ingat pesan orangtua saya, H Sutan Kasim, boleh tambah usaha, tetapi jangan mematikan yang sudah ada," katanya mengenang.
Awal usaha Zairin adalah ketika merintis usaha otomotif tahun 1974 yang ketika itu baru sebatas cuci mobil di Jalan Veteran 14, Padang. Dari perbengkelan sederhana dan tempat pencucian mobil, PT Sutan Kasim melangkah mengageni penjualan kendaraan merek Ford, Dodge, dan American Jeep.
Berkat kerja keras PT Sutan Kasim berkembang dengan cepat. Bulan Juli 1980 dapat pengakuan dari PT Krama Yudha Tiga Berlian sebagai agen resmi kendaraan Mitsubishi. Untuk mengurus keagenan didirikanlah PT Suka Fajar Ltd, dengan Zairin Kasim sebagai presiden direktur. Di atas lahan satu hektar di Jalan Veteran 14 kemudian dibangun bengkel kerja, ruang pamer, serta unit suku cadang.
"Penunjukan sebagai agen resmi Mitsubishi Motors untuk Sumbar dan Riau ini merupakan titik lompatan bagi PT Suka Fajar dan PT Sutan Kasim," ujarnya. Tahun 1985 kedua perusahaan kembar ini membuka cabang di Pekanbaru dan dua tahun kemudian di Kota Solok, disusul cabang Payakumbuh, (1989), dan sejak 1991 melebarkan sayap hingga ke Kota Jambi. Dua tahun berikut buka lagi ruang pamer di jalan M Yamin, Padang.
Saat ini, sudah ada lima toko otomotif/ban di Riau, dua di Jambi, satu di Bengkulu dan Sumut, serta empat toko di Sumbar, dengan jumlah total karyawan 1.300 orang. "Bisnis yang kami lakukan cepat berkembang karena memberi banyak kemudahan untuk konsumen," kata Zairin.
Apa kiat bisnis Zairin Kasim selama ini? Menurut dia, giat bekerja dan menjaga kepercayaan orang lain. Kiat itu pulalah yang ia tularkan kepada para pengusaha UKM yang ia jamin kreditnya. Kemudian kebersamaan dan kekeluargaan. Apa pun usaha yang kita jalankan, menurut Zairin, tak akan maju bila hanya mau untung sendiri. Semua pihak, pengusaha, pelanggan, dan perbankan harus maju bersama dan saling menguntungkan.
DILAHIRKAN di Pariaman, 8 Agustus 1945, Zairin Kasim mewarisi darah wiraswasta bapaknya, H Sutan Kasim. Ketika usianya belasan tahun, ia sudah diajak berdagang barang-barang kelontong, plastik, dan kulit oleh bapaknya.
Sebagai alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang, suami Ny Hj Zuliar Zairin ini dipercaya menjadi kepala bagian di kantor gubernur. Karena berprestasi, ia mendapat tugas belajar, yakni tugas pendidikan luar negeri di Betriebwirtschaft Lehre Universitaet Hamburg, Jerman, dan selesai 1974.
Zairin akhirnya melepas pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil di kantor gubernur untuk mengurus PT Sutan Kasim bersama ayahnya, Sutan Kasim, dan sepupunya, Sutan Mohammad Rani Ismael.
Dan ketika 30 tahun kemudian usahanya sudah matang dan makin berkembang, Zairin pun merasa terpanggil terjun ke dunia politik. Dalam Pemilu Legislatif 2004 lalu, Zairin terpilih sebagai salah seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah yang meraih suara nomor dua terbesar di Sumatera Barat. (YURNALDI)
Kalau ditelusuri, di balik tumbuh- kembangnya usaha kecil dan menengah (UKM) di Sumbar ada seseorang yang boleh dikatakan penyelamat karena telah menyediakan diri sebagai penjamin sekaligus pembina UKM. Dengan adanya jaminan itu, baru pihak perbankan bersedia mengucurkan kredit kepada UKM.
Menariknya, yang dijamin dan yang diselamatkan bukan satu-dua orang, melainkan puluhan ribu orang. Banyak yang tak menduga orang tersebut adalah Drs H Zairin Kasim karena ia tidak suka menonjolkan diri.
"Ada sekitar 25.000 pengusaha UKM sejak 20 tahun terakhir hingga sekarang yang saya jamin dan bina. Namun, dampak positif ikutannya jauh lebih besar dari itu. Banyak orang jadi terselamatkan dari berkembang usaha," kata Zairin Kasim di Padang. "Misalkan di Lintau, Kabupaten Tanahdatar, ada seorang binaan yang berkembang pesat dan kini mempunyai 400 karyawan.
"Yang membuat Zairin bangga, ketika krisis moneter (krismon) orang-orang yang ia jamin tak ada yang menunggak utangnya. Usaha mereka lancar, pembayaran utangnya juga. Menurut Zairin, ia bersedia menjadi penjamin setelah membaca masyarakat dengan mata hati. "Dari awal saya sudah yakin usaha yang mereka kelola akan memberi dampak ganda untuk masyarakat, memberi rangsangan kepada masyarakat lain atas usaha-usahanya," tambah Zairin.
Bahkan, usaha Zairin sendiri selama krismon juga berkembang. Tiga kali dia menaikkan gaji, tak pernah menunggak ke bank, serta usahanya bertambah empat gerai lagi.
ZAIRIN menyediakan diri menjadi penjamin kredit tidak hanya di Sumbar, tetapi juga di tempat ia merantaukan usahanya, seperti di Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Utara (Sumut). Dari sekitar 25.000 pengusaha kecil yang ia jamin kreditnya, hanya sekitar 16.000 di antaranya berada di Sumbar. Sisanya tersebar di provinsi tempat ia mengembangkan usaha.
Di kalangan masyarakat Sumbar nama Zairin mencuat ketika ia baru-baru ini mendiversifikasi usaha dengan membuka usaha perhotelan di Pekanbaru, Riau. Selama ini, di balik berbagai usahanya yang sukses, terutama di bidang otomotif (dan juga rumah sakit), Zairin banyak berperan di belakang layar. Dialah arsitek di balik sukses usaha PT Sutan Kasim Ltd dan PT Suka Fajar Ltd. "Saya ingat pesan orangtua saya, H Sutan Kasim, boleh tambah usaha, tetapi jangan mematikan yang sudah ada," katanya mengenang.
Awal usaha Zairin adalah ketika merintis usaha otomotif tahun 1974 yang ketika itu baru sebatas cuci mobil di Jalan Veteran 14, Padang. Dari perbengkelan sederhana dan tempat pencucian mobil, PT Sutan Kasim melangkah mengageni penjualan kendaraan merek Ford, Dodge, dan American Jeep.
Berkat kerja keras PT Sutan Kasim berkembang dengan cepat. Bulan Juli 1980 dapat pengakuan dari PT Krama Yudha Tiga Berlian sebagai agen resmi kendaraan Mitsubishi. Untuk mengurus keagenan didirikanlah PT Suka Fajar Ltd, dengan Zairin Kasim sebagai presiden direktur. Di atas lahan satu hektar di Jalan Veteran 14 kemudian dibangun bengkel kerja, ruang pamer, serta unit suku cadang.
"Penunjukan sebagai agen resmi Mitsubishi Motors untuk Sumbar dan Riau ini merupakan titik lompatan bagi PT Suka Fajar dan PT Sutan Kasim," ujarnya. Tahun 1985 kedua perusahaan kembar ini membuka cabang di Pekanbaru dan dua tahun kemudian di Kota Solok, disusul cabang Payakumbuh, (1989), dan sejak 1991 melebarkan sayap hingga ke Kota Jambi. Dua tahun berikut buka lagi ruang pamer di jalan M Yamin, Padang.
Saat ini, sudah ada lima toko otomotif/ban di Riau, dua di Jambi, satu di Bengkulu dan Sumut, serta empat toko di Sumbar, dengan jumlah total karyawan 1.300 orang. "Bisnis yang kami lakukan cepat berkembang karena memberi banyak kemudahan untuk konsumen," kata Zairin.
Apa kiat bisnis Zairin Kasim selama ini? Menurut dia, giat bekerja dan menjaga kepercayaan orang lain. Kiat itu pulalah yang ia tularkan kepada para pengusaha UKM yang ia jamin kreditnya. Kemudian kebersamaan dan kekeluargaan. Apa pun usaha yang kita jalankan, menurut Zairin, tak akan maju bila hanya mau untung sendiri. Semua pihak, pengusaha, pelanggan, dan perbankan harus maju bersama dan saling menguntungkan.
DILAHIRKAN di Pariaman, 8 Agustus 1945, Zairin Kasim mewarisi darah wiraswasta bapaknya, H Sutan Kasim. Ketika usianya belasan tahun, ia sudah diajak berdagang barang-barang kelontong, plastik, dan kulit oleh bapaknya.
Sebagai alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang, suami Ny Hj Zuliar Zairin ini dipercaya menjadi kepala bagian di kantor gubernur. Karena berprestasi, ia mendapat tugas belajar, yakni tugas pendidikan luar negeri di Betriebwirtschaft Lehre Universitaet Hamburg, Jerman, dan selesai 1974.
Zairin akhirnya melepas pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil di kantor gubernur untuk mengurus PT Sutan Kasim bersama ayahnya, Sutan Kasim, dan sepupunya, Sutan Mohammad Rani Ismael.
Dan ketika 30 tahun kemudian usahanya sudah matang dan makin berkembang, Zairin pun merasa terpanggil terjun ke dunia politik. Dalam Pemilu Legislatif 2004 lalu, Zairin terpilih sebagai salah seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah yang meraih suara nomor dua terbesar di Sumatera Barat. (YURNALDI)
Komentar
a. Bahwa PT. Suka Fajar Bertindak sebagai avalist untuk kredit yang diberikan kepada konsumen. Apa itu Avalist : Apa bila terjadi keterlambatan pembayaran oleh konsumen maka kredit itu ditalangi dulu oleh PT. Suka Fajar. Akan tetapi ada margin yang didapat dari pola avalist tersebut.
b. Jika Zairin Kasim mengklaim telah membantu 25000 UMKM pertanyaannya adalah apakah ada Program CSR nggak oleh PT. Suka Fajar dari semenjak berdiri sampai Sekarang. Seatahu saya tidak Ada.
c. Kesimpulan :
1. Konsep bisnis PT. Suka Fajar sebagai Avalist biasa dalam dunia bisnis bukan berarti membantu masyarakat dalam UMKM dan ini jelas pembohongan publik. Saya minta bukti mana UMKM yang dibantu oleh PT. Suka Fajar.
2. Program CSR saja Tidak pernah ada apa lagi membantu UMKM . JIka konsep membantu masyarakat pasti tidak ada konsep bisnis yang terkandung di dalamnya karena program CSR itu Corporate Social Responsibility.
3. Setahu saya PT. Suka Fajar Adalah ciri perusahaan keluarga ytang jauh dari kata profesional alias casing nya saja kelihatan bagus.
4. Saya sebagai pengamat dan sepengetahuan saya bahwa besarnya PT. Suka Fajar bukan Karena Zairin Kasim tetapi oleh Bapaknya SUTAN KASIM.
5. Untuk saya minta saudara Zairim Kasim mencabut klaim yang telah membantu 25000 UMKM karena ini murni pembohongan publik.
6. Seabgai orang yang beragama Isalam apakah saudar Zairin kasim tidak malu membuat stataement seperti itu apa lagi sebagi orang yang terdidik.
Semoga berita ini dibaca oleh orang Minang di Sumatera Barat dan Kami meminta sdr. Zairin Kasim mencabut dan meluruskan berita ini.