Berharap Kemarau Tetap Berlanjut
Sore ini langitku tampak cerah, secerah wajah dan senyum istriku tentunya. Iya istriku...
Setelah tiga hari cuaca di tempatku selalu mendung dan hujan yang kadang deras dan kadang rintik-rintik. Cerahnya mentari sore ini adalah sesuatu yang harus aku syukuri.
Ditengah cuaca mendung, hujan deras yang kadang datang dan diikuti rintik-rintiknya, Alhamdulillah sholat Idul Adha 1444 H, pemotongan hewan kurban dan semua rangkaian acaranya dari awal hingga akhir berjalan baik dan lancar.
Meskipun aku tahu, hujan adalah anugrah dan rizki dari Allah, tapi sering kali di beberapa wilayah rawan banjir, hujan menjadi momok menakutkan bagi penduduknya.
Lain halnya kenapa aku bersyukur dengan cerahnya matahari sore ini, dan berharap kemarau tetap berlanjut, tentu ada alasan lainnya, karena Alhamdulillah wilayahku tidak termasuk daerah rawan banjir.
Aku berharap kemarau tetap berlanjut karena petani di desaku sudah banyak yang bersiap menanam cabe, setelah panen padi yang saat ini hampir selesai.
Berbagai persiapan penanaman palawija sudah dilakukan petani, dimana sebagian besar petani rencananya akan menanam cabe.
Kenapa menanam cabe...? karena komodinas itulah yang saat panen, bila harga jualnya baik akan mendatangkan hasil yang lumayan bagi petani.
Dengan masuknya musim penghujan pastinya akan menimbulkan masalah bagi petani di kampungku, selain kesulitan dalam mengeringkan gabah hasil panen, hujan juga akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit pada tanaman palawija umumnya dan tanaman cabe khususnya.
Alasan lain aku berharap kemarau tetap berlanjut adalah karena Sanggar Dewa Mambang, salah satu wadah seni budaya di kampungku akan berulang tahun yang ke-5.
Mereka akan merayakannya dengan menampilkan hiburan berupa pertunjukan Wayang kulit dan beberapa tarian hasil kreasi anggotanya.
Pertunjukannya dilaksanakan malam Ahad besok dengan mengundang tokoh masyarakat, termasuk Lurah Triharjo dan perangkatnya.
Sayangnya aku tidak bisa hadir karena ada keperluan lain yang sudah aku rencankan jauh-jauh hari.
Semoga saat pelaksanaannya tidak hujan dan acara bisa berjalan baik dan lancar dari awal hingga akhir sesuai dengan yang direncanakan.
Sore ini aku menyempatkan melihat tanaman anggur Goz-V yang mulai berbunga, pengalaman sebelumnya bila terkena hujan maka bunga tersebut akan rontok dan tidak akan menjadi buah.
Sedangkan besok pagi aku akan pergi ke Kediri Jawa Timur untuk menengok Salman, anak keduaku yang sekolah di sebuah pesantren di sana.
Meskipun perjalanan naik kereta api yang InsyaAllah aman dari hujan, tapi aku berharap tidak turun hujan, paling tidak saat berangkat ke stasiun kereta Wates besok pagi.
Jadi karena hal-hal tersebut aku berharap kemarau tetap berlanjut, mentari tetap bersinar, dan langitku tetap cerah secerah wajah dan senyum istriku tentunya.
Sangadi Budi W
Wates, 29 Juni 2023
Komentar